Selasa, 06 Januari 2009

Sabar dikala sakit

Sabar Dikala Sakit

Sabar adalah kegigihan kita untuk tetap berpegang teguh kepada ketetapan Allah. Jadi kesabaran itu adalah sebuah proses aktif, kombinasi antara ridho dan ikhtiar. Kesabaran bukan proses diam dan pasif melainkan proses aktif yaitu akal aktif, tubuh aktif dan iman yang aktif. Justru dari musibah yang disikapi dengan sabar akan lahir rahmat dan tuntunan dari Allah.
"Mintalah dengan Kesabaran dan Solat, sesungguhnya Allah bersama dengan Golongan yang Sabar (as Saabiriin)"
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai kunci pembuka pertolongan Allah.

Bagaimana sabar menghadapi sakit?
Yang pertama, kalau kita suatu saat diuji dengan sakit, kita harus sadar bahwa kesabaran pertama yang harus dimiliki adalah sabar Husnuzon (berbaik sangka) kepada Allah, karena seburuk-buruk perilaku adalah berburuk sangka kepada Allah. Husnuzon karena tubuh kita adalah milik Allah, bukan milik kita. Kalau Allah mau membuat penyakit pada diri kita, sehebat apapun diri kita tetap sakit. Allah berkuasa terhadap diri kita dan Allah mudah berbuata apa saja. “Allah Tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya.” Yang menciptakan semua syaraf kita adalah Allah dan Allah tahu rasa sakit yang kita pikul karena dia yang menciptakan sakit.

Sabar yang kedua adalah sabar untuk tidak mengeluh. Sebenarnya menceritakan penderitaan kita kepada orang lain adalah mencerminkan ketidaksabaran, apalagi jika kita menceritakan sesuatu seakan lebih dari kenyataan. Hati – hati menceritakan penderitaan kepada orang lain sebab jika tidak hati-hati bisa menjadi kufur nikmat, sepertinya mengadukan perbuatan Allah yang Maha Agung kepada manusia, mahluk yang lemah. Jangan keluh kesah apalagi sampai mendramatisir, jangan sampai memprotes perbuatan Allah yang Maha Adil. Sakit tidak membuat seseorang jadi hina kalau disikapi dengan akhlak yang mulia.

Sabar yang ketiga adalah sabar menafakuri hikmah sakit. Tidak ada perbuatan Allah yang sia-sia, semua presisi. Setiap sakit itu ada hikmahnya, maka evaluasi dan renungkanlah, mungkin kita terlalu sibuk, dikasih sakit, sehingga kita bisa istirahat. Kita sakit berada di kamar, bayangkan saudara kita yang sakit dikolong jembatan, yang tidak punya tempat tidur. Tafakuri, ketika kita gagah dan hebat, dikasih sakit diare saja bisa menjadi lemas. Harusnya setiap sakit dapat meningkatkan kesadaran kita bahwa kesehatan itu amat berharga.

Sabar yang keempat adalah bersabar ketika ikhtiar. Ketahuilah bahwa yang menyembuhkan itu bukan dokter, bukan paranormal, yang menyembuhkan itu hanya Allah, karena Dia yang paling tahu penyakit kita, “Tiada musibah menimpa kecuali karena izin Allah.” Ketika kita sudah berobat ke sana sini tapi tidak juga sembuh, tidak akan rugi sebab akan menjadi amal. Barang siapa ridho kepada ketentuan Allah, maka Allah akan ridho, hidup terus maju, ikhtiar saja.

Sabar yang kelima, sabar untuk berniat sembuh dan punya niat untuk beribadah. Milikilah tekad untuk mengisi rasa sehat yang Allah karuniakan dengan meningkatkan ibadah dan bertaubatlah.
Alloh berfirman, yang artinya, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS: Al A’rof: 23)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar