Selasa, 27 Januari 2009

Tak Ingin menyebutnya Cinta


aku tak ingin menyebutnya cinta


Jika kau mencintaiku haruskah aku rasakan hal yang sama
Tidakkah ini aneh bukankah cinta memang hal yang aneh
Jika kau mencintaiku dan aku tidak akankah tetap akan kau sebut itu cinta
Bukankah cinta adalah anugrah Tuhan mengapa kau rasa sedang aku tidak padamu
Jika kau mencintaiku mengapa ada aturan kita harus bersama sejak kapankah itu
Bukankah mencintai adalah sesuatu yang harus disyukuri dan tak mengapa tak memiliki
Jika kau mencintaiku katamu menungguku selamanya apa sampai tiba aku mengasihanimu
Tidakkah menurutmu cinta begitu naif atau kau yang membuatnya begitu
Aku tak ingin menyebutnya cinta terlalu suci dan sentimentil penuh perasaan



Aku tidak mencari ini

AKU TAK MENCARI INI DALAM CINTA ….


Cinta .. Cinta .. Cinta …

Kau bawa diriku berkelana .. terbang jauh menembus impian..
Berkelana dalam dunia nyata .. yang memekik keras dalam luasnya samudera ..
Membungkam kalbu dalam semua pelukan indah ..
Kerinduan dan nafas mimpi surgawi …
Tercolek pula oleh hembusan api kehidupan …
Ah’…




Aku Tidak Membunuhmu dengan sengaja

Aku (Tidak) Membunuhmu Dengan Sengaja

Jangan salahkan ketika aku secara tidak sengaja dapat menyebabkanmu menutup mata untuk selamanya. Aku tidak ingin dikatakan sebagai pembunuh. Memang benar aku memiliki kekuatan untuk membunuhmu secara perlahan. Membunuhmu perlahan dari dalam. Membunuhmu dengan kenikmatan dunia yang akan kamu rasakan sesaat. Ketika kamu sedang bersenang-senang, aku selalu menemanimu. Bahkan ketika kamu sedang dirudung duka, aku pula yang dapat meringankan beban pikiranmu. Aku adalah teman, tapi aku juga musuh yang harus kamu hindari.