Senin, 05 Januari 2009

kesabaran dalam kesabaran
















T
erlalu banyak hal yang tak kita mengerti
Setangkai harapan tak sebanding dengan sebatang pohon yang menjadi rintangan untuk melangkah
Ada setumpuk masa lalu yang coba menghalau masa depan
Di hadapkan pada pilihan untuk maju atau mundur selangkah untuk kemudian kembali maju untuk melangkah, ataukah harus melangkah mundur dan jauh dari keadaan yang sebenarnya.
Rasa optimis ketika ada harapan lebih mendominas daripada pesimis
Yang selalu kita agungkan adalah Alloh, dan selalu ada doa yang berhamburan ketika ada sesuatu yang benar-benar diharapkan.
Bertengadah ke langit mengucapkan seribu puja bahkan jutaan "mungkin".
Tapi langit bukanlah tempat untuk orang-orang yang mengatas namakan kesabaran dan tak mau untuk melangkah...Dan langit bukanlah milik orang-orang yang malas dan tak mau berusaha.
Untuk terbang diperlukan sayap, dan untuk mecapai keagungan Alloh diperlukan rasa syukur dan kerelaan. Rasa syukur akan membalut tubuh dan pikiran kita, hingga menyampaikan kegundahan kita pada Penguasa Langit, dan Dia akan lebih cermat mendengarkan doa-doa kita,
Perhuruf...
Perkata....
Perkalimat...
Bahkan yang melejit dati dalam Hati kita....
Semua di dengar dan diperhatinkan oleh-Nya.
Dan yang pasti semua akan kebali kepada yang Maha Agung, Sang Pemilik Segala Rencana.
Tapi ada yang mencoba melencengkan makna dari Kesabaran, dan menjadikannya Tameng Hidup atau Pagar Betis yang paling manjur ketika seseorang dalam keadaan terpuruk dan tak mampu untuk bergerak...
Sejatinya...Kesabaran adalah usaha yang terpendam dari dalam hati dan tingkah laku, dan bukan tidak bergerak...Bersabar dalam kesabaran, yakni kesabaran yang berenergikan usaha-usaha maksimal untuk mencapai harapan dan cita-cita yang mengakar di kepala dan otak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar